Baca dulu tulisan berjudul Testimoni BrainKing: Membaik Pasca Serangan Jantung Ketiga untuk mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai kondisi ibu mertua pasca serangan jantung untuk yang ketiga kalinya sehingga beliau harus dirawat selama 10 hari di rumah sakit, juga mengenai produk yang saya ceritakan di tulisan ini.
Salah
satu perkembangan yang menonjol dari ibu mertua pasca keluar dari rumah sakit
usai rawat inapnya adalah kesadarannya yang semakin meningkat diiringi
kemampuan komunikasinya yang juga makin membaik. Senang sekali sekarang bisa
menemani beliau ngobrol dan melihatnya duduk membaca buku yang tadinya tidak
mampu dibacanya dengan alasan “tulisannya kecil”. Bahkan penglihatan saya kalah
oleh beliau. Saat membaca saya harus mengenakan kacamata berlensa plus satu akibat rabun dekat mata yang
mulai menua.
Waktu baru keluar dari rumah sakit, sehari-harinya beliau diisi dengan tidur saja. Kalau akan makan dibangunkan. Minum obat pun harus dibangunkan. Ketika waktu shalat masuk, beliau harus dibangunkan dan diingatkan akan waktu shalat.
Saat
itu beliau hanya bisa makan bubur dengan lauk yang lunak-lunak saja. Kue-kue
pun dipilihkan yang lunak, demikian halnya buah-buahan. Dua macam buah yang
kami pilihkan adalah pisang dan buah naga. Namun ibu mertua hanya mau lebih
banyak makan pisang ketimbang buah naga. Akhirnya buah naganya dimakan oleh
para pendamping pasien di rumah kami.
Ketika
pertama dan kedua kali disuapkan buah naga, beliau menerima dengan pasrah.
Sembari susah payah mengunyah karena lidahnya terkena jamur berwarna putih dan ada
luka serupa sariawan di bibirnya.
![]() |
Resume medis ibu mertua |
Namun
ketika beliau sudah bisa duduk menerima kedatangan keluarganya di hari kedua
mengonsumsi BrainKing, ditolaknya buah naga yang saya suapkan. Hanya sempat
satu atau dua kali suapan saja yang masuk ke mulutnya. Keesokan harinya, ketika
pak suami hendak menyuapkan buah naga, beliau menolaknya lagi.
Rupanya
alasan penolakannya adalah ketika kondisinya drop lalu muntah-muntah, beliau baru saja selesai makan buah naga.
Saat itu, kali pertama buah naga dikonsumsi olehnya. Secara psikis, dirinya
menolak mengonsumsi buah ini lagi meskipun saat kondisi tubuhnya sudah membaik.
Saat
saya menanyakan, “Na saya pernah
suapkan ki’, Ma. Kita’ ndak ingatkah saya suap ki’,
buah naga?” Beliau menjawabnya dengan gelengan kepala.
Sewaktu
di rumah sakit pun, saat suami saya menanyakan sejak kapan tangannya gemetaran
(tremor), beliau menjawab dua hari.
Jadi sewaktu keesokan harinya perawat menanyakannya, pak suami menjawab, “Tiga
hari.” Eh, oleh ibu mertua malah dibantah, “Ah, tidak, sejak tahun seribu
sembilan ratus tujuh puluh dua tanganku begini!” Padahal kondisi gemetar
seperti itu baru saja dialami. Selama ini tak pernah demikian sebelumnya.
Pada tulisan berjudul Testimoni
BrainKing: Membaik Pasca Serangan Jantung Ketiga, saya menceritakan kejadian ketika
ibu mertua tidak mengingat anak perempuan saya. Di sini saya menduga,
kesadarannya masih dalam keadaan hilang-timbul saat beliau baru keluar dari
rumah sakit itu.
Ah,
masa kehilangan kesadaran itu kini telah berlalu. Tepatnya sejak beliau
mengonsumsi BrainKing pada tanggal 13 Desember lalu. Sekarang beliau sudah kembali
asyik diajak ngobrol dan senang membaca buku – seperti sebelum sakit. Walau
menurutnya, masih banyak hal yang dilupakannya – seperti beliau lupa di mana
letak sendok makan di rumah kami (padahal sebelumnya tidak pernah lupa). Namun adanya
kemajuan pesat sampai detik ini sudah patut disyukuri, mengingat vonis
penyakitnya: gagal jantung kongestif (congestive
heart failure) karena hipertensi (tekanan darah tinggi) grade 2 dan penyakit jantung
koroner (coronary artery disease). Alhamdulillah, segala puji bagi-Mu ya
Allah. Terima kasih BrainKing.
Makassar, 28 Januari 2018
Comments
Post a Comment